Kepemimpinan Otoriter Tak Selamanya Buruk, Steve Jobs Contohnya
Siapa yang tak mengenal perusahaan teknologi Apple? Saat ini produk-produk dari Apple menjadi produk paling prestisius di bidang teknologi. Hal itu karena banyak fitur dalam kemampuan teknologi yang hanya dimiliki oleh Apple, sehingga orang-orang yang menggunakan Apple terlihat lebih eksklusif. Saat ini perusahaan Apple dipimpin oleh Tim Cook, tapi tahukah kamu sebelumnya Apple pernah dipimpin oleh Steve Jobs?
Steve Jobs yang meninggal pada 5 Oktober 2011 adalah seorang CEO Apple sekaligus perintis dan pendiri Apple itu sendiri. Dalam mendirikan perusahaan yang seperti kita kenal sekarang, Steve telah mengalami berbagai macam hal termasuk pernah dipecat dari perusahaannya sendiri.
Kepemimpinan Steve yang Otoriter
Berbeda dengan gaya kepemimpinan perusahaan teknologi lain yang mengutamakan kolaborasi antara pemimpin dan pegawai, Steve cenderung menggunakan konsep kepemimpinan yang otoriter. Gaya kepemimpinan otoriter merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang cenderung keras. Gaya kepemimpinan yang digunakan Steve saat itu memang jauh berbeda dengan rekan-rekan sejawatnya yang masih bergerak di bidang teknologi, misal Bill Gates.
Saat baru merintis perusahaan seperti halnya Steve, Bill Gates lebih memilih gaya kepemimpinan yang partisipatif. Artinya Bill cenderung menerima masukan dan ide-ide dari para pegawai untuk kemudian dikolaborasikan. Memang jauh berbeda dengan Steve yang mempunyai kepemimpinan otoriter yang sempat menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, sehingga dipecat dari perusahaan yang didirikan.
Dengan gaya kepemimpinan yang otoriter Steve pada dasarnya tidak menerima saran-saran dari rekan maupun pegawainya. Bahkan dikatakan Steve merupakan seorang pemimpin yang bertipe micromanager, tipe pemimpin yang banyak menuntut, egois, dan menginginkan segala sesuatu berjalan sesuai keinginannya.
Sekilas gaya kepemimpinan otoriter seperti itu memang terlihat keras, tetapi siapa sangka Steve mampu mengembangkan Apple hingga menjadi perusahaan yang sangat bernilai. Hal tersebut karena dia tahu apa yang akan dicapai, bagaimana mencapai hal itu, bagaimana strateginya, sampai resiko-resiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu dengan gaya kepemimpinan yang otoriter justru menjaga rencana tetap on track. Melalui ide-ide kreatif, inovatif, dan brilian, ditambah gaya kepemimpinan yang otoriter ternyata merupakan sebuah kombinasi yang pas untuk membawa perusahaan bekembang lebih lanjut.