Laju Inflasi Tinggi, Dunia Resah Stabilitas Ekonomi Semakin Goyah
Inflasi tinggi dimana-mana, bahkan merambah hampir ke seluruh negara, terlepas apakah itu negara maju atau negara-negara berkembang. Data angka inflasi terakhir yang abnormal semakin meresahkan. Dunia mengkhawatirkan stabilitas ekonomi global akan semakin terganggu dan goyah oleh guncangan inflasi yang bahkan kini sudah mendekati pada ancaman stagflasi.
Mulai dari angka inflasi di negara adidaya, Amerika Serikat yang menyentuh angka tertinggi selama kurun waktu 41 tahun terakhir, yakni 9,1% padahal sebelumnya angka inflasi mereka selalu berkisar di angka 8%. Kemudian beberapa negara maju lain pun mengalami lonjakan inflasi seperti Jerman 7.6%, Spanyol 10.2%, Italia 8.0% dan Kanada 7.7%.
Lalu bagaimana dengan negara-negara di Asia Tenggara? Hasilnya tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di benua Amerika. Angka inflasi di Thailand kini mencapai 7.7%, Singapura 5.6%, Filipina 6.1% dan Indonesia sendiri sebesar 4.4%. Negara-negara di Timur Tengah dan Afrika pun memiliki kenaikan inflasi yang diluar batas normal seperti Mesir yang sudah mencapai 14.6%, Tunisia 8.1% dan Afrika Selatan 6.5%.
Kita tahu juga bahwa kini, Srilangka mengalami laju inflasi yang sangat meroket yang mana membuat negara mereka bahkan sudah disebut ‘bangkrut’ akibat kenaikan inflasi yang sudah tidak bisa dikendalikan, bahkan kini sudah mencapai 54.6%.
Semenyeramkan apa jika inflasi tinggi terjadi dimana-mana hingga sulit dikendalikan? Mari kita bahas risiko dari terjadinya inflasi yang tinggi dalam artikel ini.
Inflasi Tinggi Sebabkan Nilai Mata Uang Merosot
Inflasi yang tinggi menjadikan nilai uang akan mengalami penurunan. Sebagai contoh, angka inflasi sebesar 20% memberikan makna bahwa purchasing power of money menjadi berkurang sebesar 20%. Misalnya saja, dengan Rp. 100.000 tahun lalu kitab isa membeli beras sebanyak 2.5 kg, namun dengan kenaikan inflasi tahun ini sebesar 20%, maka beras yang kita beli mungkin hanya sekitar 2 kg saja.
Jumlah Penduduk Miskin Semakin Bertambah Pesat
Menurunnya nilai mata uang karena harga-harga melambung, maka jumlah penduduk miskin akan bertambah banyak. Pendapatan atau upah yang diterima seseorang tidak bisa dinaikkan setiap saat, sementara kenaikan harga barang dan jasa terjadi setiap saat.
Adanya gap seperti ini yang menyebabkan pendapatan seseorang tidak lagi menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kemampuan Menabung Masyarakat Semakin Berkurang
Inflasi tinggi mau tak mau menyebabkan uang yang biasanya digunakan masyarakat untuk menabung kini terpaksa dipergunakan untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari. Akibatnya kemampuan menabung dari masyarakat menengah bawah menjadi semakin berkurang.
Kebijakan Moneter dengan Menaikkan Suku Bunga Acuan
Inflasi yang semakin tak terkontrol memaksa bank sentral membuat kebijakan moneter yang lebih ketat dengan menaikkan suku bunga acuan. Tujuannya sangat jelas, untuk mengurangi jumlah aliran likuiditas di pasar, sehingga harga-harga barang maupun jasa bisa dikendalikan dan nilai tukar tidak mengalami volatilitas yang berlebihan.
Dampak Penurunan Drastis Pada Pasar Modal
Kebijakan moneter yang bersifat tight monetary policy memberikan dampak turunan yang sangat besar di pasar uang maupun pasar modal. Imbal dari kupon surat berharga yang dinyatakan dalam persentase tertentu menjadi berkurang nilainya, sehingga imbal hasil yang terima oleh investor secara riil mengalami penurunan.
Efek Domino Terhadap Kenaikan Suku Bunga Kredit
Kenaikan suku bunga kredit tersebut akan dibebankan oleh bank dan perusahaan pembiayaan kepada calon peminjam mendapatkan cost of borrowing yang semakin tinggi. Tentunya kondisi ini akan mempengaruhi permintaan kredit yang dibutuhkan untuk keperluan modal kerja maupun investasi dan ekspansi bisnis.
Sudah lihat kan bagaimana inflasi tinggi membawa dampak risiko yang sangat besar bagi arus ekonomi global? Krisis ekonomi yang berkelanjutan sebagai akibat melambungnya angka inflasi bisa memiliki efek domino ke negara-negara lain.
Untuk mengatasinya, dibutuhkan upaya bersama dari semua negara. Peran negara-negara maju yang tergabung dalam kelompok G7 maupun anggota negara-negara G20 diperlukan untuk memberikan solusi terbaik guna mengatasi personal ekonomi global.
Ikuti selalu perkembangan berita terbaru mengenai bisnis dan cari tahu artikel lainnya terkait bisnis, leadership dan human resource hanya di Master Kinerja
Jangan lupa juga untuk mengikuti kelas Human Resource Manager bersama Master Kinerja dengan klik link disini