
Kesalahan Umum dalam Menentukan Upah dan Cara Menghindarinya
Penentuan upah yang keliru bisa berdampak serius pada kepuasan dan retensi karyawan. Pelajari kesalahan umum dalam menentukan upah serta strategi untuk menghindarinya dalam artikel ini.
Menentukan upah karyawan bukan sekadar menetapkan angka, tetapi sebuah proses strategis yang melibatkan riset, analisis jabatan, pemahaman regulasi, hingga komunikasi internal. Sayangnya, banyak perusahaan—terutama yang sedang berkembang—masih terjebak pada pendekatan sederhana yang bisa merugikan dalam jangka panjang. Kesalahan dalam menetapkan upah bisa menyebabkan ketimpangan internal, turunnya semangat kerja, tingginya tingkat keluar masuk karyawan, bahkan gugatan hukum.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai kesalahan umum yang sering terjadi dalam penetapan upah dan langkah-langkah strategis untuk menghindarinya.
Daftar Isi
1. Tidak Melakukan Riset Pasar Gaji

Menetapkan upah tanpa memahami standar pasar adalah kesalahan mendasar. Perusahaan yang tidak melakukan benchmarking gaji dengan industri serupa bisa menetapkan upah yang terlalu rendah, sehingga kesulitan menarik talenta berkualitas. Sebaliknya, upah yang terlalu tinggi juga bisa menimbulkan ketimpangan internal dan membebani anggaran.
Solusi: Gunakan data dari laporan gaji nasional, situs rekrutmen, atau konsultan HR untuk mengetahui rentang gaji yang kompetitif berdasarkan industri, jabatan, dan lokasi.
2. Mengabaikan Evaluasi Jabatan Secara Objektif
Tanpa proses evaluasi jabatan, perusahaan sulit menentukan nilai objektif dari setiap posisi kerja. Hal ini sering menyebabkan ketidakadilan, seperti jabatan dengan tanggung jawab besar mendapatkan gaji yang sama atau bahkan lebih rendah dari jabatan lain dengan beban kerja lebih ringan.
Solusi: Gunakan metode evaluasi jabatan seperti point factor system atau ranking method untuk menilai bobot dan kontribusi masing-masing posisi secara terstruktur.
3. Tidak Mempertimbangkan Kinerja dan Kompetensi

Banyak perusahaan masih menerapkan sistem gaji datar, tanpa memperhitungkan kontribusi atau pencapaian individu. Akibatnya, karyawan berkinerja tinggi merasa tidak dihargai, sedangkan karyawan yang kurang produktif tidak merasa terdorong untuk berkembang.
Solusi: Terapkan sistem kompensasi berbasis kinerja (performance-based pay) untuk memberikan penghargaan yang sepadan dengan kontribusi karyawan.
4. Mengandalkan Skala Upah yang Usang
Beberapa perusahaan menggunakan skala gaji yang sudah bertahun-tahun tidak diperbarui. Padahal, perubahan inflasi, regulasi, dan dinamika pasar kerja membuat skala tersebut menjadi tidak relevan.
Solusi: Lakukan peninjauan dan pembaruan skala gaji minimal satu kali dalam setahun atau saat terjadi perubahan signifikan di industri.
5. Mengabaikan Regulasi dan Kepatuhan Hukum

Kesalahan yang paling berisiko adalah tidak mengikuti regulasi ketenagakerjaan, seperti UMR/UMK, struktur dan skala upah (SUSU), serta ketentuan lain yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan. Ini bisa menimbulkan sanksi hukum hingga gugatan dari karyawan.
Solusi: Pastikan HR dan manajemen memahami dan menerapkan kebijakan penggajian sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.
6. Tidak Transparan terhadap Karyawan
Kurangnya transparansi dalam sistem penggajian dapat menimbulkan kecurigaan dan ketidakpuasan. Karyawan tidak mengetahui alasan di balik besaran gaji mereka atau perbedaan dengan rekan sejawat.
Solusi: Bangun budaya komunikasi terbuka. Sosialisasikan struktur upah, kriteria penilaian kinerja, dan peluang peningkatan kompensasi secara rutin.
7. Strategi Menghindari Kesalahan Penetapan Upah

Agar sistem penggajian berjalan adil dan efektif, perusahaan bisa menerapkan langkah-langkah berikut:
- Lakukan analisis jabatan dan riset pasar secara berkala.
- Gunakan sistem penilaian kinerja yang objektif dan terukur.
- Libatkan HR dan pimpinan departemen dalam menyusun skema kompensasi.
- Tinjau ulang kebijakan gaji setiap tahun, terutama saat ada perubahan ekonomi atau regulasi.
- Gunakan software HR atau konsultan kompensasi untuk memastikan akurasi dan kepatuhan.
- Berikan pelatihan kepada manajer tentang prinsip-prinsip penggajian yang adil.
8. Kesimpulan dan Rekomendasi
Penetapan upah yang tepat adalah fondasi dari hubungan kerja yang sehat dan produktif. Kesalahan dalam menentukan gaji bisa berdampak luas terhadap moral, kinerja, dan stabilitas organisasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan sistem penggajian yang transparan, berbasis data, dan sesuai regulasi. Investasi dalam strategi kompensasi yang cerdas akan menghasilkan tim yang loyal, termotivasi, dan siap membawa perusahaan ke level berikutnya.
Jika Anda masih bingung seputar Menyusun Grading Jabatan, Anda bisa ikut Sertifikasi HR Manager untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian HR Manager. Dapatkan juga informasi menarik lainya di Instagram Master Kinerja.
Ditinjau oleh : Dr. Tri Utomo Wiganarto, MM