
Mengelola Karyawan Berkinerja Rendah: Strategi Efektif untuk Meningkatkan Produktivitas Tim
Pelajari cara menangani karyawan berkinerja rendah dengan pendekatan profesional dan solutif. Temukan strategi manajemen, penyebab umum, dan langkah pemulihan performa kerja yang efektif.
Dalam dunia kerja yang kompetitif, setiap individu dalam tim memegang peranan penting dalam mencapai target perusahaan. Namun, realitanya, tidak semua karyawan menunjukkan performa yang optimal. Menghadapi karyawan berkinerja rendah (low performance employee) menjadi tantangan yang harus ditangani secara strategis, bukan emosional. Pendekatan yang tepat dapat membantu memulihkan produktivitas, membangun motivasi, dan menjaga budaya kerja yang sehat.
Artikel ini akan membahas penyebab umum rendahnya kinerja, bagaimana mengidentifikasi masalah sejak awal, serta langkah-langkah manajerial yang dapat diambil untuk memperbaiki situasi secara profesional.
Daftar Isi
1. Apa Itu Karyawan Berkinerja Rendah?

Karyawan berkinerja rendah adalah individu yang secara konsisten gagal memenuhi standar kinerja yang ditetapkan perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari tidak tercapainya target, rendahnya kualitas pekerjaan, kurangnya inisiatif, hingga sikap yang tidak mendukung kolaborasi tim. Penting untuk membedakan antara karyawan yang sesekali mengalami penurunan performa dengan mereka yang menunjukkan pola kinerja rendah secara terus-menerus.
Baca juga : Kebijakan Keberagaman, Inklusi, Dan Kesejahteraan Karyawan Pilar Penting Dalam Budaya Kerja Modern |
2. Penyebab Umum Kinerja Rendah
Beberapa faktor yang sering menyebabkan rendahnya kinerja karyawan antara lain:
- Kurangnya pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab
- Minimnya pelatihan atau pengembangan keterampilan
- Kepemimpinan yang tidak mendukung
- Masalah pribadi atau kesehatan mental
- Ketidaksesuaian antara individu dan budaya kerja perusahaan
- Lingkungan kerja yang tidak kondusif
3. Dampak Kinerja Rendah Terhadap Organisasi
Jika tidak ditangani dengan tepat, karyawan berkinerja rendah dapat memberikan efek domino:
- Menurunkan moral rekan kerja lainnya
- Menghambat pencapaian target tim
- Meningkatkan beban kerja anggota tim lain
- Menurunkan citra profesional departemen
- Meningkatkan turnover jika dibiarkan berlarut
4. Cara Mengidentifikasi Karyawan Berkinerja Rendah

Untuk mengelola low performer secara efektif, identifikasi harus dilakukan secara objektif. Berikut beberapa indikator:
- Tidak mencapai Key Performance Indicators (KPI)
- Kualitas pekerjaan rendah atau banyak kesalahan
- Banyak mendapat komplain dari internal atau eksternal
- Tidak terlibat aktif dalam tugas tim
- Menunjukkan sikap tidak kooperatif atau tidak termotivasi
Gunakan data kinerja dan umpan balik 360 derajat sebagai dasar analisis.
5. Strategi Manajemen Kinerja Rendah
Berikut langkah-langkah yang dapat diambil:
- Lakukan one-on-one review untuk memahami masalah sebenarnya
- Berikan feedback konstruktif dan fokus pada solusi, bukan menyalahkan
- Tentukan rencana perbaikan kinerja (PIP) dengan tujuan dan waktu yang jelas
- Tawarkan pelatihan atau mentoring jika dibutuhkan
- Monitoring dan evaluasi berkala, disertai dokumentasi proses
6. Pendekatan Komunikasi yang Efektif
Kunci utama adalah komunikasi yang empatik dan jelas:
- Gunakan kalimat “Saya ingin membantu kamu berkembang…”
- Hindari nada menghakimi, fokus pada fakta dan observasi
- Dengarkan pendapat atau kendala dari pihak karyawan
- Beri ruang untuk dialog dan komitmen perbaikan bersama
7. Peran HR dalam Mengelola Low Performer

Divisi HR memiliki peran penting sebagai fasilitator dan pengarah:
- Menyediakan sistem penilaian kerja yang objektif
- Membangun budaya feedback yang terbuka dan konsisten
- Memberi pelatihan untuk atasan dalam menangani low performer
- Menjadi mediator saat ada konflik antara manajer dan karyawan
- Menyusun kebijakan PIP dan dokumentasi yang kuat secara legal
8. Kapan Saatnya Melepas Karyawan?
Jika semua upaya pembinaan telah dilakukan namun tidak ada perubahan signifikan, maka mempertimbangkan pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa menjadi opsi terakhir. Namun, proses ini harus mengikuti peraturan ketenagakerjaan yang berlaku dan didasarkan pada evaluasi yang terukur dan terdokumentasi.
Baca juga : Workforce Planning Bikin SDM Makin Produktif |
9. Kesimpulan
Mengelola karyawan berkinerja rendah bukan hanya soal menegur atau memberi sanksi. Ini tentang memahami akar masalah, memberikan kesempatan untuk berkembang, dan menjaga keseimbangan performa tim. Dengan pendekatan yang sistematis, manusiawi, dan berorientasi pada solusi, organisasi bisa menjaga produktivitas sekaligus menunjukkan komitmen terhadap pengembangan karyawan.
Jika Anda masih bingung seputar Mengelola Karyawan Berkinerja Rendah, Anda bisa ikut Sertifikasi HR Manager untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian HR Manager. Dapatkan juga informasi menarik lainya di Instagram Master Kinerja.
Ditinjau oleh : Dr. Tri Utomo Wiganarto, MM