Quiet Quitting, Fenomena Kerja Sesuai Porsi Ala Karyawan

Quiet Quitting? Apa itu? Terdengar seperti kata lain dari resign, namun sebenarnya pengertiannya berbeda dengan istilah resign.

Fenomena ini menjadi perhatian publik. Quiet quitting adalah bekerja sesuai kompensasi atau berdasarkan job description. Dalam artian lain, fenomena ini membuat seseorang tidak langsung berhenti mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya, tetapi berhenti untuk melakukan pekerjaan diluar dari job desc.

Anda tidak lagi menganut budaya hustle culture semata-mata untuk mengurangi stress berlebih tanpa harus memutuskan untuk resign dari perusahaan. Fenomena ini juga secara tidak langsung mendorong Anda untuk membuat batasan antara kehidupan pribadi Anda dengan pekerjaan (Work-Life Balance)

Fenomena ini bagi perusahaan merupakan sinyal bahwa perusahaan tidak mendorong motivasi karyawan mereka. Itulah mengapa karyawan hanya memberikan kinerja setara kompensasi yang mereka dapatkan. Tim HR perlu bertindak untuk mendeteksi ada atau tidaknya fenomena ini pada karyawan mereka.

Lalu bagaimana tim Human Resource mendeteksi Quiet Quitting pada karyawan? Apa yang harus dilakukan HR untuk menyikapi dan mengatasi ini? Baca artikel ini sampai habis.

Merancang Employee Experience

Tim HR bisa memulai dengan merancang employee experience. Employee Experience adalah persepsi yang dimiliki karyawan tentang pengalaman mereka di tempat kerja dalam menanggapi interaksi dengan organisasi. Mindset karyawan tentang bekerja akan berkembang, dari sekadar datang ke kantor, bekerja, dan mendapatkan gaji, kini mulai mencari hal lain yang lebih bermakna.

Employee experience dirancang agar karyawan dapat fokus dan meningkatkan produktivitas. Hal ini juga bisa digunakan tim HR untuk menyikapi quiet quitting.

Mendengarkan Karyawan

Mendengarkan karyawan bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. HR perlu mendengarkan semua keluh kesah karyawan dengan saksama, baik dalam meeting ataupun curhat.

Mendengarkan karyawan memungkinkan HR untuk mengidentifikasi motivasi serta quiet quitting. Nantinya, sebagai HR Anda akan lebih mudah untuk membantu permasalahan karyawan.

Menumbuhkan Budaya Kerja

HR perlu menciptakan dan menumbuhkan budaya kerja yang positif untuk menyikapi quiet quitting. Budaya yang membuat seluruh karyawan tetap terlibat dan termotivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Anda bisa membuat program kerja yang mendorong kolaborasi antar tim, inovasi, bersosialisasi, hingga berdiskusi dengan karyawan mengenai hal-hal yang dapat menciptakan budaya kerja positif.

Mendorong Keterlibatan Manajer

HR perlu membuat manajer terlibat dalam menyikapi quiet quitting. Seorang manajer harus mengenal anggota timnya sehingga manajer perlu belajar bagaimana berkomunikasi untuk membantu karyawan mengeluarkan perasaan terpendam tentang pekerjaan.

Quiet quitting berdampak negatif terhadap pertumbuhan perusahaan karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki manajemen buruk. Untuk itu HR perlu menyikapi fenomena ini dengan baik dan menyusun strategi pengelolaan SDM yang lebih tepat lagi kedepannya. 

Kunjungi website Master Kinerja untuk dapatkan informasi dan tips mengenai bisnis, Human Resource dan Leadership. Jangan lupa ikuti program sertifikasi Human Resource bersama BNSP dengan klik link disini.

Post a Comment