Rencanakan Strategi Improvement dari 3 Sistem Pengukuran Kinerja Karyawan!

Sistem pengukuran kinerja karyawan selain dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan manajemen dalam mengelola karyawan, tetapi juga dilakukan perusahaan dalam merencanakan strategi selanjutnya agar dapat mengelola karyawan lebih baik dan lebih optimal lagi di kemudian hari.

Perusahaan memiliki mimpi agar visi misi mereka dapat tercapai dengan baik, untuk mendukung hal tersebut, perlu adanya bantuan dari seluruh pihak yang ada di perusahaan dalam hal ini menyangkut kinerja mereka. Bagaimana kinerja yang mereka berikan berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan.

Sebagai HRD, mungkin Anda hanya mengenal satu jenis pengukuran yang memang populer dan biasa digunakan oleh sebagian besar perusahaan, yaitu Balanced Scorecard. Namun sebenarnya, terdapat 2 sistem pengukuran kinerja lainnya yang bisa Anda gunakan yaitu Integrated Performance Measurement System (IPMS) dan Performance Prism.

Apakah yang membedakan ketiga sistem pengukuran kinerja tersebut? Bagaimana cara penerapannya dan manakah yang lebih efektif untuk dilakukan? Simak penjelasannya di artikel berikut.

Balanced Scorecard

Model sistem pengukuran kinerja satu ini sangat populer dan sudah banyak digunakan oleh banyak perusahaan. Dengan model ini, perusahaan jadi lebih tau sejauh mana perusahaan berkembang dan apa saja yang sudah dicapai oleh perusahaan selama berjalan.

Balanced Scorecard menggunakan empat perspektif dalam menganalisis kinerja karyawan, yaitu dari segitu financial perspective, customer perspective, internal business process perspective dan learning and growth perspective.

Model ini memiliki fungsi antara lain sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi telah dicapai dengan baik, panduan strategis untuk bisnis perusahaan sampai sebagai acuan untuk Key Performance Indicator (KPI).

Integrated Performance Measurement System

Model yang kedua adalah IPMS. Model ini dilakukan dengan merumuskan KPI berdasarkan kebutuhan dari pihak yang berkepentingan seperti stakeholder. Model ini juga terbilang terintegrasi, efektif dan efisien karena metode pengukurannya dilakukan secara top-down dengan memperhatikan kebutuhan  dan pengevaluasian dilakukan dengan tetap memperhatikan posisi perusahaan pada kompetitornya.

Sama seperti Balanced Scorecard, IPMS menggunakan empat pendekatan yang disusun menjadi level, yaitu Level Business (Corporate), Level Unit Business (Unit Bisnis), Level Business Process (Proses Bisnis), Level Activity (Aktivitas Bisnis).

Performance Prism

Terakhir, ada model Performance Prism. Model ini merupakan penyempurnaan dari model Balanced Scorecard dengan memperhatikan kontribusi dan kepuasaan para stakeholder perusahaan.

Model ini mengedepankan kepuasaan para stakeholder atas pertumbuhan perusahaan, oleh karena itu kinerja karyawan benar-benar harus diperhatikan agar mereka dapat memberikan performa terbaik yang memuaskan stakeholder.

Perancangan strategi juga didasarkan dari keinginan para stakeholder sehingga kinerja dilakukan juga telah disesuaikan dengan ekspetasi dan harapan para stakeholder di kemudian hari kepada perusahaan.

Itulah 3 jenis sistem pengukuran kinerja yang bisa Anda terapkan di perusahaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda masing-masing. Ingatlah bahwa penilaian kinerja sangat penting dilakukan sehingga perusahaan dapat melakukan perubahan yang tepat dan sesuai dengan visi dan misi.

Perbaharui selalu informasi Anda terkait Bisnis, Leadership, Human Resource dan lainnya di kumpulan artikel Master Kinerja. Anda juga bisa mengikuti program kelas Human Resource Manager untuk belajar bagaimana menjadi seorang Human Resource Manager yang baik di era digital ini. Klik disini untuk ikuti kelasnya.

Post a Comment