Fenomena Quiet Firing Hantui Karyawan, Begini Cara HR Menanganinya!

Quiet Firing muncul setelah fenomena Quiet Quitting populer di kalangan karyawan generasi Milennial. Quiet Firing sendiri merupakan pemutusan hubungan kerja secara diam-diam atau pemecatan karyawan secara diam-diam namun dilakukan secara sengaja untuk mendorong karyawan keluar dari perusahaan.

Beberapa ciri yang menunjukan karyawan mengalami Quiet Firing adalah atasan sering memberi perlakuan tidak adil kepada karyawan atau adanya tindak diskriminasi yang dilakukan atasan terhadap karyawan, sering memberi kritik keras yang bahkan tidak masuk akal atas pekerjaan yang dikerjakan serta memberi karyawan beban kerja melebihi kapasitas bahkan hingga overtime work.

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi fenomena ini, mulai dari adanya rasa ketidaksukaan atasan kepada karyawan sampai strategi agar perusahaan tidak perlu memberikan pesangon kepada karyawan karena karyawan mengundurkan diri atas kemauannya meskipun di latar belakangi oleh tindak diskriminasi yang dilakukan atasan kepadanya.

Sebagai seorang HRD, Anda tentu tidak bisa tinggal diam. Apalagi jika karyawan yang terkena Quiet Firing adalah karyawan yang memiliki performa baik, Anda harus mempertahankannya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan HRD dalam membantu karyawan yang mendapatkan Quiet Firing dari atasan atau manajer mereka. Simak artikel ini sampai habis ya!

Bicara dengan Pimpinan Perusahaan

Jika terjadi ketegangan antara pimpinan internal (manajer) dengan salah satu karyawan, HRD perlu bertindak cepat. Berbicaralah dengan pimpinan perusahaan. Beri tahu permasalahan yang terjadi di antara pimpinan internal dan karyawan yang mendapatkan perlakuan diskriminasi dan susun apa saja yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Akan lebih baik jika pimpinan perusahaan di damping tim Human Resource perusahaan duduk bersama dengan pimpinan internal dan karyawan sehingga jalan keluar yang terbaik dan tak memihak bisa dicapai.

Beri Laporan Pekerjaan Karyawan Kepada Pimpinan Perusahaan

Saat Anda duduk bersama dengan pimpinan perusahaan, pimpinan internal dan karyawan, Anda bisa meyakinkan pimpinan perusahaan untuk mempertahankan karyawan daripada membiarkannya resign dari pekerjaannya. Salah satunya adalah dengan memberikan laporan pekerjaan karyawan selama bekerja di perusahaan beserta hasil pekerjaannya.

Dengan begitu, pimpinan perusahaan dapat mempertimbangkan karyawan untuk tetap berada di perusahaan dengan menjanjikannya suasana kerja yang lebih nyaman dan suportif.

Berikan Pelatihan Untuk Menunjang Karyawan Tumbuh Lebih Baik

Terkadang, permasalahan yang terjadi antara atasan dan karyawan yang terkena Quiet Firing salah satunya adalah hasil kerja yang tidak memuaskan atasan dan terjadi secara berulang kali, sehingga membuat atasan merasa jengkel terhadap karyawan yang dirasa tidak mampu bekerja secara maksimal.

Sebagai HRD, Anda memberikan peluang karyawan agar lebih menumbuhkan skill dan kemampuannya dengan memberikan kesempatan mereka untuk melakukan pelatihan/training sesuai dengan kebutuhan yang harus di upgrade.

Di sisi lain, Anda juga dapat meyakinkan pimpinan internal bahwa karyawan dapat bekerja lebih optimal setelah ia mendapatkan pelatihan dan training.

Ambil Keputusan yang Win-Win Solution

Jika seluruh cara sudah dilakukan namun tetap tidak membuahkan hasil, HRD dapat menyerahkan semua keputusan kepada karyawan itu sendiri. Apakah ia akan tetap bekerja di perusahaan atau memilih untuk resign.

Alangkah lebih baik jika karyawan yang memilih resign tetap mendapatkan apresiasi atas kinerja yang telah ia berikan kepada perusahaan, karena bagaimanapun, kinerja nya telah membawa perusahaan untuk tumbuh lebih baik dan bersaing. Berikan pesangon khusus untuk karyawan potensial dan berkinerja baik yang terpaksa harus mengundurkan diri dari perusahaan.

Itulah dia cara yang bisa dilakukan tim HRD dalam menangani Quiet Firing di perusahaan. Fenomena ini membuat tim HRD memiliki tantangan baru dalam menengahi dan menyelesaikan permasalahan khususnya di antara pimpinan internal dan karyawan.

Yang terpenting, tim HRD harus bersikap netral dan tidak memihak dalam mengambil keputusan. Semua keputusan harus diambil dengan kepala dingin dan win-win solution untuk kedua belah pihak.

Dapatkan informasi terbaru seputar Human Resource hanya di Master Kinerja. Jangan lupa untuk ikuti kelas eksklusif bersama pakar Human Resource yang profesional dan telah bekerja di bidang Human Resource selama puluhan tahun melalui kelas training, Human Resource Manager. Di kelas ini, Anda akan belajar bagaimana menjadi seorang HRM yang baik dan mampu menjadi panutan bagi karyawan-karyawannya. Klik disini untuk dapatkan informasi mengenai kelas training nya.

Post a Comment