Risiko Geopolitik Beri Pengaruh Besar Pada Kebijakan Pemerintahan
Risiko Geopolitik muncul dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini dan semakin menguat sehingga memberikan pengaruh yang sangat besar bagi semua negara di dunia. Dimulai dari munculnya pandemic akibat COVID-19 di awal tahun 2020, semua negara kalang kabut memikirkan negara nya yang perlahan ‘jatuh’ akibat virus yang sudah memakan lebih dari jutaan nyawa di dunia.
Krisis ekonomi dan krisis sosial merebak dimana-mana, meskipun kini, virus sudah sedikit mulai bisa dikendalikan dan banyak sektor pun sedang berupaya berbenah untuk bangkit kembali. Namun isi geopolitik tidak berhenti sampai disini, munculnya tensi politik antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang memanas menjadikan isu selanjutnya setelah Pandemi.
Menguatnya tensi politik antar kedua negara maju tersebut membawa pengaruh yang sangat besar, bukan hanya politik tetapi juga berpengaruh pada sektor perdagangan yang menyebar ke kawasan Asia Pasifik dan Asia Timur.
Kemudian ada pula selanjutnya peran antara Rusia dan Ukraina yang terjadi pada Februari 2022 silam, dimana hal ini semakin memperkuat risiko Geopolitik di dunia. Bukan hanya menelan korban jiwa dan kerugian, tapi perang tersebut juga mengubah peta dan tatanan perdagangan global.
Seperti apa Dampak dan apa upaya mitigasi yang bisa dilakukan pemerintah terkait risiko Geopolitik ini? Simak artikel ini sampai habis.
Dampak dari Isu Geopolitik yang Merebak Secara Global
Pertama adalah terjadinya krisis energi. Dunia saat ini sedang menghadapi krisis energi dengan semakin mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh dunia. Kedua, krisis pangan. Rusia dan Ukraina telah lama dikenal sebagai salah satu negara pemasok gandum terbesar di dunia. Peperangan yang terjadi di antara mereka telah menyebabkan global supply chain gandum menjadi terganggu.
Ketiga, risiko stagflasi. Setelah pandemic COVID-19 mulai mereda di pertengahan tahun 2021, pertumbuhan ekonomi global mulai memperlihatkan tanda-tanda pertumbuhan yang positif. Perlahan-lahan banyak negara yang telah keluar dari resesi. Namun pertumbuhan yang positif tersebut diikuti dengan laju inflasi yang mulai meroket.
Upaya Mitigasi Risiko Geopolitik
Potensi kondisi ekonomi yang semakin menurun telah disuarakan oleh Bank Dunia (World Bank) dan International Monetary Fund (IMF) yang meramalkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 di angka 3.2% lebih rendah jika dibandingkan dengan 2021 yang mencari 5.7%.
Meski ramalan belum sepenuhnya benar, namun setidaknya peringatan tersebut sudah disampaikan oleh para ahli ekonomi, sehingga memberikan kita awareness bahwa kondisi ke depan masih dalam kabut ketidakpastian.
Oleh karena itu, diperlukan kesiapan dari sekarang untuk memitigasi potensi dampak risiko yang lebih besar. Bauran kebijakan ekonomi, ekonomi makro, fiscal dan kebijakan moneter tentunya menjadi obat mujarab yang diharapkan dapat mampu memperkecil serangan krisis tersebut seminimal mungkin.
Itulah dia sedikit ulasan tentang risiko Geopolitik dan bagimana kaitannya dengan perubahan kebijakan pemerintah secara global. Perbaharui selalu informasi Anda mengenai Bisnis, Leadership, Human Resource hanya di Master Kinerja.
Jangan lupa untuk ikuti kelas eksklusif, Human Resource Manager yang akan dibimbing oleh 3 Human Resource Expert yang professional dan berpengalaman di bidang MSDM selama berpuluh tahun. Klik disini untuk informasi kelas nya lebih lanjut.